BERTEMU PULA- ABDUL RAZAK MUTHALIB



BERJUMPA PULA-Karya Prof HAMKA

Oh kau kiranya, bertemu pula

Setelah 15 tahun kita berpisah

Janganlah gugup. Sudahkah sembuh luka hatimu?

Di aku sudah! Tapi payah aku melipur jejaknya

Parutnya masih berkesan di dadaku
15 tahun, bertemu pula

Setelah kita lalui jalan hidup masing-masing

Maafkan daku. Bersiapakah aku mestinya

Adinda, kekasih, juwita yang pernah kuucapkan di mukamu dulu

Atau dalam surat-surat yang pernah kukirimkan

Tidak ‘kan kuucapkan lagi

Aku takut,

Obat lekat pantang terlampau

Kembali penyakit lama

–Ah, tidak; Aku mulai tua
15 tahun

Sudah berapakah anakmu

Adakah suamimu sehat saja

Beruntung dalam rumah tangga

–Tak usah gugup!
15 tahun

Melihat kau sekarang, kuteringat kau yang dulu

Kau yang ada dalam kenanganku

Kau yang tergambar dalam hatiku

Aku teringat

Mudaku dan mudamu

Semasa kita masih menyangka, alam boleh sekehendak kita

Padahal: Takdir tak mengizinkan kita bertemu

Hidup kita tak dapat dipadu menjadi satu

Kau mengambil jalanmu sendiri – terpaksa atau tidak

Dan aku pun

Mengambil jalanku pula
15 tahun

Aku telah berjalan, dan berjalan jua

Tapi dalam sudut hatiku, kau telah menjadi pelita yang hidup

Kaulah pelitaku

Tanglongku

Dalam kegelapan malam yang senyap sunyi

Sehingga aku menjadi aku

Walaupun kau tak merasa. Barangkali
15 tahun

Tertawa aku, tertangis aku

Tersenyum tersedu

Mendaki ku menurun

Melereng ku mendatar

Pernah kunaik, pernah kujatuh

Jatuh dan bangkit lagi, lalu berjalan jua

Sahaja mati yang belum kurasai

Sehingga aku menjadi aku

Dan perjumpaan kita, 15 tahun yang telah lalu

Adalah pendorong perjuangan hidupku
Hari ini

Setelah 15 tahun

Kitapun berjumpa pula

Aku dengan engkau

Kau yang sekarang

Maka teringatlah aku. Kau yang dulu

Kalau bukan lantaran kau yang dulu

Tentulah air mataku tidakkan titik ke bumi

Garam hidupku yang kulalui

Air mata itulah yang kususun kembali

Sesudah dia jatuh berderai bagai manik putus pengarang

Kujadikan gubahan buat kau. Kau yang dulu

Sehinggaku menjadi Aku
15 tahun…

Alangkah cepatnya putaran zaman

Wahai orang yang sekian lama terlukis di sudut hatiku

Jangan engkau salah terima, Wahai kau yang sekarang

Sekiranya aku melihat tenang. Merenung wajahmu

Izinkanlah sejenak, aku mencari, mencari

Aku ini kehilangan

Dia. Dia akan kucari dalam ruang matamu

Kau yang dulu
Berjalan lurus, dan teruslah

Pikullah kewajiban yang telah ditentukan Tuhan

Buat kau. Dan aku pun

Meneruskan jalanku pula

Berjalan dan berjalan jua

Mendatar, melereng, mendaki dan menurun

Kau lihat. Rambut putih telah mulai berjuntai di ubun-ubunku

Kau lihat. Tiga garis telah mulai ada di keningku

Alamat, sengitnya perjuangan yang telah kutempuh dulu dan kuhadapi lagi

Marilah sama-sama, meneruskan perjalanan

Melaksanakan hayat

Jauh… dan jauh lagi

Hanya sebuah harapanku tinggal

Semoga usia sama panjang

Dapat berjumpa pula 15 tahun yang akan datang

Mau atau tidak mau

Kau… dan aku….

Comments

Popular posts from this blog

Medan Ilmu Seluas Lautan

Sulung Padamu Ada Amanah

Mulianya bumi Syria…